- HAKIKAT KELOMPOK SOSIAL
Sifat manusia: memiliki naluri untuk hidup dengan manusia lain (gregariousness)
2 hasrat pokok dalam hidupnya:
- Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
- Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya
Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa saling memiliki
Kriteria/Ciri kelompok sosial
Menurut Robert K. Merton, kriteria kelompok sosial adalah:
- Memiliki pola interaksi;
- Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok;
- Pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompoknya.
Syarat Kelompok Sosial
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu kumpulan manusia agar dapat disebut sebagai “kelompok sosial”:
- Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa ia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan.
- Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya dalam kelompok tersebut.
- Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu sehingga hubungan di antara mereka bertambah erat.
- Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku
- Memiliki sistem dan berproses.
MACAM-MACAM KELOMPOK SOSIAL
- In-Group dan Out-Group (W.G. Sumner)
In-group→apabila individu di dalam suatu kelompok mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok sosialnya.
Faktor simpati dan memiliki perasaan dekat dengan anggota kelompoknya.
Out-group → apabila individu menganggap suatu kelompok menjadi lawan dari in-groupnya.
Sikap antagonisme dan antipati.
In-group dan Out-group menghasilkan sikap ETNOSENTRISME
Etnosentrisme → suatu paham yang menganggap kebudayaan sendiri lebih baik daripada kebudayaan orang lain atau kelompok lain (luar).
Fungsi → untuk mengukur dan menilai cara hidup manusia dan kebudayaan kelompok lain dengan standard ukuran kebudayaan sendiri.
2. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder (Charles H. Cooley)
Primary Group (kelompok primer) → kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya interaksi antaranggota yang terjalin lebih intensif, lebih erat, dan lebih akrab. Hubungan antaranggota dalam kelompok primer pada umumnya “face to face”.
Contoh : keluarga, Rukun tetangga, kelompok belajar.
Secondary Group (kelompok sekunder) → pada kelompok sekunder ini, di antara anggota kelompok, terdapat hubungan tak langsung, formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Mereka tidak saling mengenal antara satu dengan yang lainnya, tidak akrab, dan tidak permanen.
Contoh: partai politik, perhimpunan serikat kerja, organisasi profesi.
3. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan (Gesselschaft) ~ Ferdinand Tonnies
Gemeinschaft → bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal.
Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga.
Gesellschaft → merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran, waktu terbatas, bersifat pamrih ekonomis.
Contoh: ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri.
Ciri-ciri pokok dari Gemeinschaft:
- Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra.
- Private : hubungan yang berisfat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.
- Exclusive : hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar “kita”.
Ferdinand Thonies membagi Gemeinschaft menjadi 3 bagian:
Gemeinschaft by blood → merupakan ikatan yang didasarkan pada hubungan darah atau keturunan.
Contoh: trah, kerabat, klen
Gemeinschaft of place → terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggalnya sehingga dapat tolong-menolong.
Contoh: RT, RW, Pedukuhan, Pedesaan
Gemeinschaft of mind → terdiri dari orang-orang yang meskipun tidak mempunyai hubungan darah atau pun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena adanya ideologi yang sama.
Contoh: kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte)
4. Membership Group dan Reference Group (Robert K. Merton)
a.Membership Group
Merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggora kelompok tersebut.
Ada 2 macam membership group:
1)Nominal group member
2)Perihal group member
b.Reference group (kelompok acuan) : suatu kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Orang tersebut bukan anggota kelompok yang bersangkutan.
–Menurut Horton dan Hunt, reference group adalah kelompok sosial yang menjadi model atau pedoman bagi penilaian dan tindakan seseorang.
- ada 2 (dua) tipe reference group
1)Tipe Normatif: Menentukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang.
2)Tipe Perbandingan: Suatu pegangan bagi individu dalam menilai kepribadiannya.
5. Kelompok Formal dan Kelompok Informal (E. Farris)
Formal group:
kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antaranggotanya.
Pada kelompok resmi: adanya AD/ART, memiliki pembagian kerja, peranan2 dan hierarki2.
Contoh : kelompok resmi (OSIS, Partai Politik).
Informal group:
kelompok-kelompok yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu atau pasti.
Terbentuk : karena adanya pertemuan yang berulang kali dan adanya kesamaan kepentingan pengalaman.
Tidak adanya anggaran dasar ataupun rumah tangga, karena bukan kelompok resmi.
6. Kelompok Okupasional dan Kelompok Volunter
a.Kelompok Okupasional: Kelompok yang terdiri atas orang-orang memiliki persamaan pekerjaan. Contoh: IKADIN, PGRI, IWAPI, PBSI
b.Kelompok Volunter: Merupakan kelompok yang anggotanya memiliki kepentingan yang sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Terbentuknya kelompok volunter didasarkan pada beberapa hal sebagai berikut.
1)Kebutuhan sandang, pangan, dan papan
2)Kebutuhan keselamatan jiwa dan raga
3)Kebutuhan mengenai harga diri
4)Kebutuhan mengembangkan potensi diri
5)Kebutuhan akan kasih sayang
Contoh: KIPP, FPI
Klasifikasi Durkheim
Solidaritas Mekanik: individu yang diikat dalam suatu bentuk solidaritas memiliki “kesadaran kolektif” yang sama dan kuat.
Kesadaran kolektif memiliki 3 karakteristik:
- Mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok
- Ada di luar warga
- Bersifat memaksa
Contoh: masyarakat pra-industri dan masyarakat pedesaan.
Solidaritas Organik
Ketika terjadi pembagian kerja maka akan timbul spesialisasi yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan antarindividu.
Hal ini juga menggairahkan individu untuk meningkatkan kemampuannya secara individual sehingga “kesadaran koletif” semakin redup kekuatannya.
Ikatan antarwarga karena kesepakatan yang terjalin di antara berbagai profesi.
Solidaritas ini ada pada masyarakat Industri.
Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur
- Kerumunan (crowd) → terjadi karena banyaknya berbagai macam aktivitas manusia yang dapat menimbulkan daya tarik suatu massa yang selanjutnya berkumpul pada suatu tempat tertentu.
- Contoh: kecelakaan lalu lintas, nonton bioskop.
- Walaupun mereka berkumpul di suatu tempat secara kebetulan, tetapi kesadaran adanya orang lain membuktikan adanya ikatan sosial.
- Ciri-ciri kerumunan : berkumpulnya individu-induvidu secara fisik dan bersifat sementara.
Dua Macam Kerumunan :
Kerumunan aktif → kerumunan tidak rasional, luapan emosi, tidak puas, kemarahan dan kejengkelan, kegelisahan dan ketegangan.
Adanya sikap yang merusak.
Kerumunan ekspresif → luapan emosi, ketegangan semata.
Lebih menunjukkan perasaan atau sikap, contoh: menangis, menjerit, bernyanyi.
Jenis-jenis kerumunan menurut Kingsley Davis:
a. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial
a)Khalayak penonton atau pendengar yang formal (Formal Audience) → kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan akan tetapi sifatnya pasif. Contoh : penonton-penonton film, orang-orang yang menghadiri khotbah.
b)kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive group) → kerumunan yang pusat perhatiannya tak begitu penting akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas serta kepuasaan yang dihasilkannya. Contoh : orang yang berpesta, berdansa.
b. Kerumunan yang bersifat sementara (causal crowds)
a)Kumpulan yang kurang menyenangkan (Inconvenient aggregation) → kehadiran orang lain merupakan halangan terhadap tercapainya maksud seseorang. Contoh : orang-orang yang antre karcis, orang-orang yang menunggu bus.
b)Kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (Panic Crowds) → orang-orang yang bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
c)Kerumunan penonton (spectator crowds) → terjadi karena orang-orang ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan ini tidak direncanakandan tidak dikendalikan. Misalnya kerumunan orang yang menyaksikan kecelakaan.
c. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum
a)Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs) → bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan mempergunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma yang berlaku dlm masyarakat. Contoh : kumpulan ini bergerak karena merasa hak-hak mereka diinjak2 atau karena tidak adanya keadilan.
b)Kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowds) → bertentangan dengan norma-norma dalam masyarakat. Contoh : mabuk-mabukkan.
2. Publik → khalayak umum atau khalayak ramai.
Publik bukan kelompok yang utuh atau merupakan kesatuan.
Interaksi dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui media komunikasi. Contoh : surat kabar.
Setiap individu lebih mengutamakan kepentingan pribadinya.
a.Kelompok Vested Interest: Kumpulan dari orang-orang tertentu yang sudah memiliki kedudukan tertentu di dalam masyarakat. Mereka ingin mempertahankan keadaan yang ada.
b.Kelompok New Comer: Kelompok orang yang ingin memperjuangkan kepentingan-kepentingan baru dan ingin merebut suatu kedudukan dalam masyarakat.
c.Kelompok yang Pasif: Kelompok orang-orang yang hanya mempunyai minat saja, namun belum menentukan pendiriannya terhadap suatu persoalan. Dalam publik, kelompok ini merupakan kelompok terbesar. Kelompok vested interest dan kelompok new comer berusaha untuk saling mempengaruhi kelompok ini menggunakan propaganda.
3.Massa
Massa merupakan kumpulan orang yang mempunyai kehendak atau pandangan yang sama, tetapi tidak berkumpul di suatu tempat, serta mengikuti kejadian dan peristiwa yang penting.
Ciri-ciri:
1)Massa terdiri atas orang-orang yang berasal dari berbagai tingkatan dalam masyarakat.
2)Massa merupakan kelompok yang tidak saling mengenal
3)Anggota massa tidak terdapat interaksi
Leopold von Wise membedakan massa menjadi 2 macam:
a.Massa yang konkret, cirinya:
1)Ada ikatan batin karena ada persamaan kehendah dan pandangan
2)Adanya persamaan norma-norma
3)Memiliki struktur yang jelas
4)Mempunyai potensi yang dinamis, sehingga menimbulkan gerakan massa.
b.Massa yang abstrak
–Massa yang abstrak merupakan kumpulan manusia yang belum diikat kesatuan ke, dan menjadi satu karena adanya dorongan.
–Massa yang abstrak merupakan embrio massa yang konkret.
HUBUNGAN ANTARKELOMPOK DALAM MASYARAKAT
Kriteria hubungan antarkelompok menurut Kinloch:
- Kriteria fisiologis: jenis kelamin, usia, ras
- Kriteria kebudayaan: kelompok etnik/suku bangsa, agama
- Kriteria ekonomi: orag kaya dan orang miskin
- Kriteria perilaku: cacat fisik, cacat mental, perilaku menyimpang, geng, dll
Dimensi hubungan antarkelompok sosial
1.Dimensi Sejarah
Dilihat dari dimensi sejarah terdapat beberapa hubungan antarkelompok, melalui stratifikasi etnik, jenis kelamin dan usia
Stratifikasi etnik: terdapat (1) etnosentrisme, (2) persaingan, (3) perbedaan kekuasaan.
Stratifikasi jenis kelamin, terkait dengan pembagian kerja
Stratifikasi usia: terkait dengan kekuasaan, hak istimewa, prestise.
2.Dimensi sikap
Dalam hubungan antarkelompok sering muncul suatu prasangka dan stereotip
Prasangka (prejudice): sikap bermusuhan yang ditujukan pada suatu kelompok tertentu atas dasar kelompok tersebut memiliki ciri yang tidak menyenangkan
Stereotip: citra yang kaku mengenai suatu kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra tersebut.
3.Dimensi institusi
Dimensi institusi dapat berupa institusi politik dan ekonomi.
Institusi memperkuat pengendalian sosial, sikap, dan hubungan antarkelompok, dan dapat menghilangkan pola hubungan antarkelompok yang ada.
Misalnya: petugas administrasi tak perlu mengenal dengan baik orang dari instansi mana yang dihadapinya, karena hubungannya bersifat administratif.
4.Dimensi gerakan sosial
Hubungan antarkelompok sosial sering melibatkan gerakan sosial (social movement).
Contoh: gerakan perempuan menentang KDRT, gerakan feminisme, dsb.
Pola hubungan antarkelompok
1.Akulturasi
- Pertemuan dua unsur budaya yang membaur dan berpadu, tanpa menghilangkan ciri khas budaya masing-masing
2.Dominasi: terjadi bila satu kelompok menguasai kelompok lain.
- Ada 4 macam kemungkinan proses yang dapat terjadi dalam suatu hubungan antarkelompok: genosida, pengusiran, perbudakan, segregasi.
- Genosida: sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memusnahkan (membuat punah) bangsa tersebut.
- Pengusiran: upaya menyingkirkan suatu suku bangsa oleh bangsa lain.
- Perbudakan: pengontrolan terhadap suatu bangsa (disebut budak) oleh bangsa lain.
- Segregasi: merupakan pemisahan atau pengasingan antara satu kumpulan etnik dengan kumpulan etnik yang lain dalam sebuah negara.
3.Asimilasi: adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok.
Syarat asimilasi:
- terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
- terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
- Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.
4.Paternalisme: suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi.
5.Integrasi: pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan tersebut.
6.Pluralisme: suatu pola hubungan yang mengakui adanya persamaan hak politik dan hak perdata masyarakat. Namun, pola hubungan ini lebih terfokus pada kemajemukan ras daripada pola integrasi
Klasifikasi pola hubungan antarkelompok
1.Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (migrant superordination)
Contoh: kedatangan bangsa Eropa ke Afrika, Asia, Amerika
2.Pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordination)
Contoh: dominasi kelompok kulit putih Perancis atas kelompok pendatang darai Aljazair, Cina, Turki.