Tag Archive: perubahan sosial


KETIMPANGAN SOSIAL

  1. KONSEP KETIMPANGAN SOSIAL

Menurut Andrinof A. Chaniago

Ketimpangan adalah buah dari pembangunan      yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan   melupakan aspek sosial.

Menurut Budi Winarno

Ketimpangan merupakan akibat dari kegagalan   pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga masyarakat.

Menurut Jonathan Haughton & Shahidur R. Khandker

Ketimpangan sosial adalah bentuk-bentuk ketidak-adilan yang terjadi dalam proses pembangunan.

Roichatul Aswidah

Ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi.

Kesimpulan:

Ketimpangan sosial diartikan sebagai suatu ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat  dalam status dan kedudukan.

2. FAKTOR PENYEBAB KETIMPANGAN SOSIAL

Ketimpangan sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor:

1.Kondisi Demografis

Demografi : ilmu yang mempelajari tentang      masalah kependudukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Kondisi demografis antara masyarakat satu     dengan yang lain memiliki perbedaan.

Perbedaan antara masyarakat satu dengan yang lain tersebut berkaitan dengan:

a.Jumlah penduduk

b.Komposisi Penduduk

c.Persebaran penduduk

2.Kondisi Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan untuk semua orang

Pendidikan: merupakan sosial elevator, yaitu saluran mobilitas sosial vertikal yang efektif.

Pendidikan merupakan kunci pembangunan, terutama pembangunan sumber daya manusia

Ada perbedaan mencolok dalam 2 situasi ini:

üAnak-anak yang berada di daerah terpencil memiliki semangat belajar tinggi meskipun fasilitas kurang

üAnak yang tinggal di kota dengan fasilitas pendidikan yang mencukupi, sebagian besar terpengaruh oleh lingkungan sosial yang kurang baik sehingga semangat belajar kurang

Perbedaan ini menyebabkan ketimpangan sosial

Ketidakadilan tersebut dapat dilihat dari fasilitas, kualitas tenaga kerja, mutu pendidikan, dsb.

3.Kondisi Kesehatan

Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang tidak merata di setiap daerah, jangkauan kesehatan kurang luas, pelayanan kesehatan yang kurang memadai, dsb.

Hal ini menyebabkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan di masyarakat yang satu berbeda dengan masyarakat yang lain, sehingga bisa  mengakibatkan ketimpangan.

4.Kondisi Ekonomi

Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama munculnya ketimpangan sosial

Ketimpangan ini timbul karena pembangunan ekonomi yang tidak merata

Ketidakmerataan pembangunan ini disebabkan karena perbedaan antara wilayah yang satu dengan yang lainnya.

Terlihat dari adanya wilayah yang maju dan wilayah yang tertinggal

Munculnya ketimpangan yang dilihat dari faktor ekonomi terjadi karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan faktor produksi.

Daerah yang memiliki sumber daya dan faktor produksi, terutama yang memiliki barang modal (capital stock) akan memperoleh pendapatan yang  lebih banyak dibandingkan dengan daerah yang memiliki sedikit sumber daya.

3. MASALAH KETIMPANGAN SOSIAL DI MASYARAKAT

1.Diskriminasi

Diskriminasi (discrimination), artinya: sikap atau tindakan yang membeda-bedakan

Diskriminasi cenderung memiliki arti negatif, karena hanya menguntungkan satu pihak, namun merugikan pihak lain. Hal ini dikarenakan tindakan tersebut dinilai tidak adil.

Faktor penyebab munculnya diskriminasi:

a)Adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai kehidupan

b)Adanya tekanan dan intimidasi yang dilakukan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang lebih lemah

c)Ketidakberdayaan golongan miskin dan intimidasi yang membuat terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

Bentuk-bentuk diskriminasi:

a.Diskriminasi Ras

Diskriminasi ras: membedakan berdasarkan asal bangsa yang menganggap bahwa ras yang satu lebih hebat daripada ras yang lain.

contoh: Politik Apartheid (di Afrika Selatan): pembedaan berdasarkan warna kulit. Golongan kulit putih menduduki lapisan sosial lebih tinggi daripada kulit hitam. Saat ini politik apartheid sudah dihapuskan. Salah satu pejuang kesetaraan ras di Afrika Selatan adalah Nelson Mandela

b.Diskriminasi Agama

  Diskriminasi agama berarti mendevaluasi seseorang atau kelompok tertentu karena agama mereka, atau memperlakukan orang berbeda karena apa yang mereka percaya atau tidak percaya.

Seseorang dapat mengalami diskriminasi agama, karena mereka adalah :

  1. pengikut agama yang berbeda
  2. pengikut denominasi yang berbeda dalam agama tertentu
  3. keyakinan agama mereka
  4. praktek-praktek keagamaan mereka
  5. aksi-aksi yang terinspirasi dari ajaran agama

c.Diskriminasi Gender

Gender:

  • perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.
  • Perilaku yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan jenis kelamin tertentu

Hilary M. Lips dalam bukunya yang berjudul Seks And Gender menjelaskan bahwa gender adalah sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan

Misalnya: perempuan dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan, sedangkan laki-laki dianggap kuat, perkasa, jantan, rasional

Diskriminasi Gender: pembedaan sikap dan perlakuan terhadap seseorang berdasarkan jenis kelamin. Dulu kaum perempuan dianggap memiliki kedudukan lebih rendah dibanding laki-laki.

Perempuan tidak mendapatkan hak yang sama seperti laki-laki, misalnya pendidikan, mengambil  keputusan, memiliki peran sosial di masyarakat.

Alasan sebagian masyarakat lebih mengutamakan   memiliki anak laki-laki dibandingkan anak perem- puan:

1.Alasan tenaga kerja à laki-laki dianggap lebih kuat dibandingkan wanita.

2.Meneruskan keturunan (warisan dan nama keluarga)

3.Menjaga anak perempuan lebih susah dibandingkan anak laki-laki

  1. Disharmoni Kehidupan Beragama

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki keragaman suku, agama,   tradisi, norma dan budaya.  Keberagaman tersebut memicu terjadinya disharmonisasi.

Disharmoni dalam kehidupan beragama juga dapat disebabkan oleh 3 faktor: ada faktor internal,faktor eksternal dan faktor relasi

Sekjen Departemen Agama, Bahrul Hayat Ph.D menyatakan bahwa, sebagian besar pemicu disharmonisasi kerukunan umat beragama di Indonesia pasca kemerdekaan disebabkan oleh faktor eksternal agama seperti ketimpangan sosial dan ekonomi.

(http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=83155)

Dari faktor internal, disharmonisasi dipengaruhi oleh sifat fanatisme yang berlebihan, sehingga mengakibatkan memudarnya sikap toleransi di masyarakat.

Seringkali pemahaman agama yang tidak tepat tidak hanya menimbulkan masalah, juga menjadi pemicu disharmonis kerukunan umat beragama. Apalagi pada setiap agama juga terdapat gerakan  liberalisasi dan radikalisasi.

Dari faktor relasi, misalnya tentang penyiaran agama. Karena setiap agama memiliki konsep yang berbeda dalam masalah ini, maka perlu diatur bagaimana lalu lintasnya, agar tercipta hubungan  yang harmoni.

Kehidupan umat beragama yang harmonis dapat dicapai apabila masing-masing memiliki misi dan tujuan yang sama, antara lain menjaga keamanan  dan ketertiban.

3.Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan tolok ukur kebudayaan sendiri.

Etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap  yang menganggap cara hidup suku bangsanya           merupakan cara hidup yang paling baik.
Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku    bangsa yang lain lebih rendah maka sikapdemikian akan menimbulkan konflik.

Konflik tersebut, misalnya kasus SARA, yaitu pertentangan yang didasari oleh suku, agama, ras, dan antargolongan.

Etnosentrisme dapat menghambat hubungan antar-kebudayaan, sehingga menghambat proses asimilasi dan integrasi.

  • Apa kaitan etnosentrisme dengan primordialisme?
  • Apa perbedaan etnosentrisme dan xenosentrisme?
  • Apakah xenosentrisme menyebabkan ketimpangan  sosial?

Salah satu bukti adanya sikap etnosentrisme adalah hampir setiap individu merasa bahwa  yang paling baik dan lebih tinggi dibanding  dengan kebudayaan lainnya, misalnya:
a.   Bangsa Amerika bangga akan kekayaan materinya
b.   Bangsa Mesir bangga akan peninggalan kepurbakalaan yang bernilai tinggi
c.   Bangsa Prancis bangga akan bahasanya
d.   Bangsa Italia bangga akan musiknya.Dampak negatif dari sikap etnosentrisme antara lain:

a.Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuan

b.Menghambat pertukaran budaya

c.Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda

d.Memacu timbulnya konflik sosial.

Dampak positif dari etnosentrisme yaitu:

  1. dapat mempertinggi semangat patriotisme,
  2. menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan, serta
  3. mempertinggi rasa cinta pada bangsa sendiri.

4. DAMPAK KETIMPANGAN SOSIAL DI MASYARAKAT

Ketimpangan sosial dapat memiliki dampak positif maupun negatif.

Dampak positif:

1.Mendorong wilayah lain yang kurang maju untuk dapat bersaing

2.Meningkatkan pertumbuhan untuk kesejahteraan rakyat.

Dampak negatif ketimpangan sosial:

1.Menimbulkan kecemburuan sosial

2.Adaanya pembatasan hubungan sosial karena  kedudukan seseorang dalam masyarakat

3.Melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas

4.Adanya ketidakadilan dalam masyarakat.

5, UPAYA MENGATASI KETIMPANGAN SOSIAL DI MASYARAKAT

1.Peningkatan Kualitas Penduduk

a.Memperbaiki kualitas pendidikan

b.Meningkatkan fasilitas kesehatan, baik tenaga medis medis maupun peningkatan pelayanan kesehatan

c.Melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat, misalnya dengan memberikan penyuluha atau pengarahan pada masyarakat

2.Mobilitas Geografis

  • Mobilitas geografis adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.
  • Pemerintah mengadakan program tersebut dengan tujuan: mengendalikan jumlah penduduk di suatu daerah.
  • Adanya pemerataan penduduk juga harus diikuti dengan pembangunan.

3.Menciptakan peluang kerja

  • Indonesia merupakan negara berkembang    dengan memiliki kepadatan penduduk yang  tinggi.
  • Jumlah penduduk yang besar tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan akan menimbul- kan pengangguran.
  • Untuk itu pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan peluang kerja bagi mereka.

PERUBAHAN SOSIAL

A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL

  • Perubahan yang terjadi dalam dalam struktur dan fungsi masyarakat (Kingsley Davis)
  • Variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima yang disebabkan oleh perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun oleh adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat tersebut (Gillin dan Gillin)
  • Proses modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia karena sebab-sebab internal dan eksternal (Samuel Koenig)
  • Segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok sosial (Selo Soemardjan)
  • Proses ketika dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan-perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu (Robert M.Z. Lawang)
  • Kesimpulan:
  • PERUBAHAN SOSIAL merupakan perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial

CIRI-CIRI PERUBAHAN SOSIAL

1.Tidak ada masyarakat yang tidak yang tidak berubah karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.

2.Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat.

3.Perubahan yang terjadi pada lembaga  kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.

4.Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri.

  • Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress), perubahan yang terjadi mampu menciptakan kemudahan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi hidupnya
  • Kemunduran ( regress ), perubahan yang terjadi dalam masyarakat membawa pengaruh yang kurang menguntungkan, misalnya penggunaaan tenaga mesin di pedesaan berdampak pada lunturnya nilai gotong royong

TEORI PERUBAHAN SOSIAL

TEORI SIKLUS:

melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan apa yang ada sebelumnya. tidak nampak batas antara pola primitif, tradisional dan modern

TEORI LINIER (Perkembangan)

perubahan diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kompleks.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN SOSIAL

  1. Faktor Penyebab Perubahan Sosial

a.Internal Factor

faktor internal adalah faktor yang menyebabkan perubahan sosial dari dalam masyarakat

1.Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk. Pertambahan penduduk yang sangat cepat akan mengakibatkan perubahan dalam struktur masyarakat, khususnya dalam lembaga kemasyarakatannya.

2.Perkembangan Ilmu Pengetahuan à mendorong adanya penemuan-penemuan baru  (Inovasi) yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).

Discovery dapat berubah menjadi invention apabila sudah diterima dan diterapkan oleh masyarakat.

3.Pertentangan (conflict) dalam masyarakat. Pertentangan ini bisa terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok.

4.Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar.

Contoh :

Revolusi Rusia 1917, Revolusi Prancis 1789

b. External factor atau faktor luar: adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat.

Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat (sebab ekstern).

  1. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Interaksi yang terjalin antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain dapat saling mempengaruhi.

Dampak pertemuan dua budaya yang berbeda menghasilkan:

-Demonstration effect (pengaruh budaya lain dapat diterima tanpa paksaan)

-Cultural animosity (saling menolak adanya pertemuan budaya)

2. Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.

3. Adanya pengaruh bencana alam.

úKondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya.

2. Faktor Pendorong Perubahan Sosial

  1. Kontak dengan kebudayaan lain
  2. Sikap saling menghargai  hasil karya orang lain dan adanya keinginan untuk maju
  3. Sistem pendidikan yang maju
  4. Adanya toleransi
  5. Sistem terbuka lapisan masyarakat
  6. Penduduk yang heterogen
  7. Rasa tidak puas pada bidang-bidang tertentu
  8. Adanya orientasi ke masa depan
  1. Kontak dengan kebudayaan lain.

Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan.

  • Akulturasi
  • Asimilasi
  • Difusi

2.Sikap saling menghargai  hasil karya orang lain dan adanya keinginan untuk maju.

Apabila sikap tersebut dapat melembaga dalam masyarakat, maka dapat mendorong masyarakat untuk melakukan perubahan

misalnya: pemberian penghargaan pada anggota masyarakat yang menciptakan suatu karya baru.

3.Sistem pendidikan yang dapat memberikan nilai nilai tertentu bagi manusia untuk meraih masa depan yang lebih baik

4.Toleransi àsikap terbuka dari masyarakat akan hal hal yang datang dari luar dan dalam masyarakat

5.Sistem terbuka lapisan masyarakat

Sistem lapisan terbuka memungkinkan adanya mobilitas vertikal, sehingga memberikan kesempatan bagi anggota masyarakat untuk maju dengan kemampuannya sendiri.

6.Penduduk yang heterogen

Anggota yang berasal dari berbagai macam suku dan budaya. Latar belakang budaya yang berbeda ini mendiring terjadinya perubahan dalam masyarakat.

7.Ketidakpuasan Masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

Rasa tidak puas terhadap keadaan yang ada dapat menimbulkan perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubah keadaan di sekitarnya.

8.Adanya Orientasi ke Masa Depan

Orientasi ke masa depan mendorong anggota masyarakat untuk berpikir maju dan menciptakan inovasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

3. FAKTOR PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL

a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

Hal ini biasanya terjadi dalam suatu masyarakat yang kehidupannya terasing, yang mengakibatkan  mereka tidak mengetahui terjadinya perkembangan-perkembangan yang ada pada masyarakat yang lainnya. Jadi masyarakat tersebut tidak mendapatkan bahan perbandingan yang lebih baik untuk dapat dibandingkan dengan pola-pola yang telah ada pada masyarakat tersebut.

b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat

Terlambatnya ilmu pengetahuan dapat diakibatkan karena suatu masyarakat tersebut hidup dalam keterasingan dan dapat pula karena ditindas oleh masyarakat lain.

c. Sikap masyarakat yang tradisional

Adanya suatu sikap yang membanggakan dan mempertahankan tradisi-tradisi lama dari suatu masyarakat akan berpengaruh pada terjadinya proses perubahan. Karena adanya anggapan bahwa perubahan yang akan terjadi belum tentu lebih baik dari yang sudah ada.

d. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya (Vested Interest)

Organisasi sosial yang telah mengenal sistem lapisan dapat dipastikan akan ada sekelompok individu yang memanfaatkan kedudukan dalam proses perubahan tersebut.

àMisal: ada kelompok yang memperoleh keuntungan dengan situasi yang sedang berlangsung.

e. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi kebudayaan

Adanya kekhawatiran di kalangan masyarakat akan terjadinya kegoyahan seandainya terjadi integrasi di antara berbagai unsur-unsur kebudayaan, juga menjadi salah satu faktor lain terhambatnya suatu proses perubahan sosial budaya.

f. Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.

  • Anggapan seperti ini biasanya terjadi pada masyarakat yang pernah mengalami hal yang pahit dari suatu masyarakat yang lain.
  • Jadi bila hal-hal yang baru dan berasal dari masyarakat-masyarakat yang pernah membuat suatu masyarakat tersebut menderita, maka masyarakat itu akan memiliki prasangka buruk terhadap hal yang baru tersebut. Karena adanya kekhawatiran kalau hal yang baru tersebut diikuti dapat menimbulkan kepahitan atau penderitaan lagi.

g. Adanya hambatan yang bersifat ideologis

  • Hambatan ini biasanya terjadi pada adanya usaha-usaha untuk mengubah unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Karena akan diartikan sebagai usaha yang bertentangan dengan ideologi masyarakat yang telah menjadi dasar yang kokoh bagi masyarakat tersebut.

h. Adat atau kebiasaan

  • Biasanya pola perilaku yang sudah menjadi adat bagi suatu masyarakat akan selalu dipatuhi dan dijalankan dengan baik.
  • Apabila pola perilaku yang sudah menjadi adat tersebut sudah tidak dapat lagi digunakan, maka akan sulit untuk mengubahnya, karena masyarakat tersebut akan mempertahankan adat, yang dianggapnya telah membawa sesuatu yang baik bagi pendahulu-pendahulunya.

i. Nilai bahwa hidup ini buruk dan tidak mungkin dapat diperbaiki

  • Di kalangan masyarakat terdapat kepercayaan bahwa hidup di dunia itu tidak perlu ngoyo (terlalu berambisi) sebab baik buruknya suatu kehidupan (nasib/takdir) itu sudah ada yang mengatur, oleh karena itu harus dijalaninya secara wajar.
  • Jika manusia diberikan kehidupan yang jelek, maka harus diterimanya pula apa adanya (nrimo ing pandum) serta dengan penuh kepasrahan karena memang nasib yang harus diterimanya demikian. Dengan demikian manusia tidak perlu repot-repot berusaha, apalagi sampai ngoyo, karena tidak ada gunanya sebab hasilnya pasti akan jelek, sebab sudah ditakdirkan jelek.

C. PROSES PERUBAHAN SOSIAL

1.Penyesuaian Masyarakat terhadap Perubahan

Setiap perubahan sosial dapat menimbulkan penerimaan dan juga penolakan.

Pertentangan karena masuknya unsur baru yang bertentangan dengan unsur lama dapat mengganggu keserasian dalam masyarakat. Maka, masyarakat harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.

Apabila keserasian dapat dipulihkan maka disebut penyesuaian (adjustment). Jika ada kondisi yang tidak sesuai (maladjustment), mengakibatkan anomie.

2.Saluran Perubahan Sosial dan Kebudayaan

Saluran perubahan sosial berupa lembaga kemasyarakatan, misalnya lembaga ekonomi, agama, pendidikan, pemerintahan, dll.

Saluran perubahan sosial dan kebudayaan berfungsi agar perubahan dikenal, diakui, diterima, dan digunakan masyarakat.

3.Ketidakserasian Perubahan dan Ketertinggalan Budaya (Cultural Lag)

Ketidakserasian dapat terjadi karena ada kegoyahan dalam kehidupan masyarakat yang dapat menimbulkan perilaku menyimpang.

úPertumbuhan kebudayaan dalam masyarakat tidak selalu sama. Ada yang tumbuh dengan cepat dan ada yang lambat.

úApabila ada perbedaan antara pertumbuhan kebudayaan dan sikap mental anggota masyarakat, maka disebut Cultural Lag

Cultural Lag terjadi karena adanya ketidaksiapan mental anggota masyarakat menghadapi atau menerima perubahan.

4.Disorganisasi (Disintegrasi) dan Reorganisasi (Reintegrasi)

Disintegrasi (disorganisasi) à suatu keadaan di mana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan.

Disorganisasi di dalam masyarakat sering dikaitkan dengan moral, yaitu anggapan tentang apa yang baik dan yang buruk.

Reintegrasi (reorganisasi) à suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan

5.Arah Perubahan (Directing of Change)

Perubahan dapat bergerak meninggalkan faktor yang diubah.

Setelah meninggalkan faktor tersebut, perubahan dapat mengarah ke suatu hal yang baru, maupun ke masa lalu.

Salah satu perubahan dapat dilakukan adalah dengan modernisasi.

D. BENTUK BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

1.Dilihat dari laju perubahan

 1)Perubahan Lambat (Evolusi) )

  • Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.
  • Perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembanganmasyarakat pada waktu tertentu
  • Macam-macam Teori Evolusi

a)Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.

b)Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.

c)Multilined Theories of Evolution

  • menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke pertanian terhadap sistem kekeluargaan.

2) Perubahan Cepat (revolusi)

  • Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat dan mendasar.
  • Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, di mana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan.

SYARAT TERJADINYA REVOLUSI

  1. Ada keinginan dari masyarakat untuk mengadakan perubahan
  2. Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu mengadakan perubahan
  3. Ada pemimpin yang mampu menampung aspirasi rakyat
  4. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai
  5. Ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi

Contoh revolusi:

úRevolusi Industri

úRevolusi Perancis

úProklamasi Kemerdekaan Indonesia

úReformasi 1998 di Indonesia

2. Dilihat dari besar dan kecilnya dampak perubahan di masyarakat

  • Perubahan yang Pengaruhnya Kecil
  • Perubahan yang Pengaruhnya Besar
  • a. Perubahan yang berpengaruh kecil
  • Perubahan-perubahan yang berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan yang terjadi padastruktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat
  • Contoh, perubahanmode pakaiandan mode rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan secara umumnya.
  • b. Perubahan yang berpengaruh besar
  • Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan padastruktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistemmata pencaharian,dan stratifikasi masyarakat.
  • Contoh: Perubahan pada masyarakat agraris menjadi masyarakat  industri.
  • Pada perubahan ini memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian.

3. Perubahan direncanakan dan tidak direncanakan

a.Perubahan yang direncanakan (planned change)

  • Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihakyang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat.
  • Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakanagent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagaipemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of change.

Misalnya: untuk mengurangi angka kematian anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk, pemerintah mengadakan  program keluarga berencana (KB)

Contoh perubahan yang direncanakan: pembangunan Waduk Pluit

b.Perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change)

  • Perubahanyang tidak direncanakan biasanya terjadi di luar perkiraan dan jangkauan
  • perubahan ini sering membawa masalah-masalahyang memicu kekacauan ataukendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak direncanakan ini sangat sulit ditebak kapan akan terjadi.
  • Misalnya, kasusbanjirbandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan. Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman masyarakat terendam air yang mengharuskan para warganya mencari permukiman baru.

4. Perubahan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki

  • Perubahan yang dikehendaki (intended change)

Merupakan perubahan yang diperkirakan sesuai dengan perubahan di masyarakat agar lebih teratur dalam segala bidang pembangunan

  • Perubahan yang dikehendaki biasanya direncanakan dahulu sehingga benar-benar terukur dan terarah.
  • Contoh: tata cara pemilihan presiden
  • Perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia
  • Contoh: adanya urbanisasi menimbulkan masalah pengangguran dan pemukiman kumuh.

5. Perubahan Struktural dan Perubahan Proses

a)Perubahan struktural : Perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat

Contoh:

  • Perubahan UUD 1945 ke UUD RIS
  • Penggunaan mesin-mesin di bidang pertanian

b)Perubahan proses : Perubahan yang tidak mendasar, dan merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya

  • Contoh: Perubahan kurikulum pendidikan di sekolah